17.1.08

Penampilan Fisik Puskesmas di Kabupaten Sleman

Adhi Nila Sari

Masyarakat Enggan Memanfaatkan Puskesmas

“Puskesmas hanya untuk kalangan pembantu”, image ini terus berkembang di masyarakat menengah atas atau mereka yang kaya. Bagi masyarakat miskin tidak demikian, puskesmas adalah satu-satunya pemberi layanan yang dapat mereka jangkau karena murahnya biaya pelayanan. Fenomena ini memberikan gambaran kepada kita Puskesmas sebagai pemberi layanan kesehatan belum mampu menarik konsumen sebagai pelanggan. Berbeda jika kita membandingkan dengan fasilitas kesehatan lainnya, masyarakat merasa bahwa mereka pergi ke pusat layanan kesehatan sebagai pelanggan karena mereka merasa puas akan layanan yang telah mereka dapatkan sebelumnya. Mereka merasa nyaman saat datang dan merasa “yakin” akan pelayanan yang diberikan oleh fasilitas kesehatan selain puskesmas.

Masyarakat Merasa “Tidak Nyaman dan Tidak Yakin” Akan Pelayanan di Puskesmas

Puskesmas sebagai pemberi layanan kesehatan dasar harus mampu memenuhi kebutuhan kesehatan masyarakat. Ketika masyarakat datang ke Puskesmas, mereka tentunya berharap bahwa keluhan yang mereka rasakan terkait kesehatannya dapat sembuh. Kenyataannya saat mereka datang ke Puskesmas layanan sudah tutup atau dokter tidak berada di tempat. Pelayanan pengobatan kurang memuaskan karena obat yang mereka terima “tidak jos” artinya obat yang mereka konsumsi tidak memberikan efek apapun terhadap penyakitnya. Masalah lingkungan yang kurang bersih juga mempengaruhi masyarakat merasa tidak yakin akan pelayanan yang diberikan. “Bukan penyakit kita yang sembuh, akan timbul penyakit yang baru jika Puskesmasnya sendiri kurang menjaga kebersihan lingkungannnya”. Fisik puskesmas yang “hampir roboh” juga mengurangi minat masyarakat untuk kembali. Sangat berbeda jauh jika melihat kondisi tempat pelayanan kesehatan lainnya, kesan bersih, asri, dan nyaman membuat masyarakat merasa “yakin” akan pelayanan yang nantinya akan mereka dapatkan.

Upaya Dinas Kesehatan

Pelayanan kesehatan di Puskesmas memiliki citra kurang baik dibandingkan fasilitas lainnya. Untuk meningkatkan citra dan reputasi ini Dinas Kesehatan menilai bahwa daya ungkitnya adalah dengan memberikan kewenangan penuh kepada Puskesmas untuk mengelola sendiri uang penerimaan pelayanan pengobatan. Kewenangan terhadap dana dari pemerintah untuk pengobatan dan mengoptimalkan mobilisasi potensi pembiayaan masyarakat. Harapannya Puskesmas mampu mengembangkan dan meningkatkan kualitas puskesmasnya sendiri sehingga nantinya dapat menarik kelompok masyarakat ekonomi kuat memanfaatkan layanan di Puskesmas.

Pada tahun 2003 keluar peraturan pemerintah yang menyatakan bahwa RSUD dan vertikalnya sebagai Public enterprise, selanjutnya untuk pelayanan di Puskesmas diatur dengan keputusan bersama antara Menkes dan Mendagri No 93A/MENKES/SKB/II/1996 dan No 17 tahun 1996 tentang pedoman pelaksanaan pungutan retribusi pelayanan kesehatan pada puskesmas. Dalam peraturan tersebut ditetapkan bahwa 50% pendapatan di Puskesmas dapat digunakan langsung sebagai operasional di Puskesmas, sedangkan 50% sebagai pendapatan daerah.

Perbaikan Fisik Puskesmas untuk Menarik Minat Masyarakat ke Puskesmas

Di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati KDH Sleman No 48/SK.KDH/A/1999 selain 50% sebagai pendapatan yang langsung digunakan masih ditambah yang 50% sebagai subsidi dari pemerintah sehingga sejak tahun 1999, pendapatan di Puskesmas 100% dikembalikan sebagai operasional puskesmas. Dinas Kesehatan Sleman juga melakukan pembenahan terhadap puskesmas. Pembenahan tersebut dimaksudkan agar puskesmas mendapat pengakuan ditengah masyarakat, yaitu dapat memberikan pelayanan kesehatan yang sesuai dengan tuntutan masyarakat baik kalangan menengah bawah maupun atas. Salah satu bentuk pembenahan yang dilakukan adalah adanya kebijakan untuk pemenuhan sarana dan prasarana baik peralatan medis maupun non medis. Perbaikan sarana non medis terutama diarahkan untuk perbaikan sarana fisik gedung atau bangunan yang disesuaikan dengan kondisi sekarang sehingga tidak ada lagi kesan bangunan pelayanan kesehatan di Kabupaten Sleman seperti sebuah pelayanan yang diperuntukkan orang-orang kalangan menengah kebawah, tetapi semua lapisan masyarakat dapat merasakan kenyamanan pelayanan dengan melihat fisik bangunan yang bagus, sehingga fenomena “bulgur” sedikit demi sedikit akan terabaikan.

Pembangunan sarana fisik Puskesmas selain menarik minat masyarakat untuk datang juga akibat terjadinya perubahan fungsi bangunan dan lingkungannya. Faktor-faktor yang mempengaruhi bentuk disain Puskesmas, antara lain:
  1. Terjadinya pergeseran sosial, ekonomi, budaya, dan kesehatan masyarakat.
  2. Pengaruh segmentasi pasar.
  3. Kemajuan dibidang perancangan bangun, kemajuan peralatan, kemajuan manajemen, dan lain sebagainya.
Adanya perubahan desain puskesmas juga memungkinkan banyak tidaknya masyarakat atau pasien berkunjung ke puskesmas itu. Apabila puskesmas tidak mampu merubah atau memperbaiki tampilan fisiknya dapat menurunkan mutu puskesmas baik secara langsung maupun tidak langsung, dimana kepuasan konsumen belum terpenuhi secara keseluruhan.

Kondisi Fisik Puskesmas di Sleman

Umumnya bangunan Puskesmas di Sleman merupakan bangunan lama. Pengembangan Puskesmas sebatas pemeliharaan seperti mengecat dinding bangunan atau pagar. Penilaian bangunan Puskesmas yang memenuhi syarat kebersihan dilihat dari kondisi bangunan saat diamati (Tabel 1). Kebersihan Puskesmas semakin baik jika manajemen pemeliharaannya juga baik. Walaupun kondisi bangunan lama, terlihat cerah yang sudah mendapatkan giliran renovasi. Penilaian fisik Puskesmas melihat keseluruhan manajemen pemeliharaan

Tabel 1. Kondisi Bangunan Puskesmas Kategori Bersih

Mekanisme Pengajuan Renovasi Puskesmas

Beberapa Puskesmas belum mampu memperbaiki kondisi fisiknya karena kesulitan dana untuk perbaikan. Upaya Dinas Kesehatan membantu pengembangan fisik Puskesmas tidak dapat sekaligus dilakukan untuk seluruh Puskesmas. Pengembangan dilakukan berdasarkan anggaran proyek yang diturunkan dengan jumlah terbatas sehingga pelaksanaan pembangunan, rehabilitasi, renovasi puskesmas dilakukan bertahap. Mekanisme pengajuan renovasi Puskesmas:
  1. Membuat rencana perbaikan dan renovasi
  2. Mengajukan kategori dana pembangunan (Biasanya 35% dari dana alokasi khusus bidang kesehatan)
  3. Jika disetujui, Dinas Kesehatan langsung mentenderkan proyek ini
  4. Puskesmas memonitor pelaksanaan perbaikan dan renovasi
  5. Mekanisme ini tahunan, Puskesmas lain mendapat giliran jika proyek sebelumnya telah selesai.
Gambar 1. Mekanisme Pengajuan Renovasi Puskesmas

Kebersihan Puskesmas Mendukung Penampilan Fisik Lebih Baik

Keberhasilan Puskesmas mencapai nilai baik dari segi penampilan fisik tidak saja terlihat dari baru atau tidak bangunan Puskesmas. Puskesmas dengan bangunan lama tetapi kondisi lingkungan tetap terjaga bersih memberikan nilai tambah dalam penampilan. Kesan bersih dan nyaman memberikan kepuasan tersendiri bagi pengguna Puskesmas. Masyarakat semakin percaya jika Puskesmas sebagai pemberi layanan kesehatan mampu memberikan kesan sehat. Komponen kebersihan Puskesmas:

Tabel 2. Komponen Kebersihan Puskesmas

Petugas Kebersihan Kontrak

Upaya menjaga lingkungan tetap bersih dengan mempekerjakan petugas malam sebagai “cleaning service”. Puskesmas mempekerjakan petugas jaga malam sebagai petugas kebersihan. Petugas kebersihan merangkap petugas jaga malam memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan, yaitu:

Tabel 3. Kelebihan dan Kekurangan Petugas Rangkap

Sembilan puluh persen Puskesmas di Sleman melakukan sistem kerja kontrak untuk petugas kebersihan. Alasan mereka menggunakan sistem kontrak karena gaji pegawai kontrak lebih kecil, sesuai dengan kemampuan Puskesmas untuk membayar. Sistem kerja kontrak sudah banyak dilakukan oleh Rumahsakit maupun klinik swasta. Secara teori sistem ini dianggap memberikan beberapa kelebihan, antara lain:
  • mengurangi biaya
  • kualitas kerja lebih baik
  • produktivitas kerja lebih besar
Penggunaan petugas kebersihan kontrak memberikan hasil yang nyata, antara lain:

Tabel 4. Perbandingan Hasil Penggunaan Petugas Kontrak dan Petugas Tetap

Tidak ada komentar: